LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN AMOFER JERAMI UNTUK PAKAN TERNAK


LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN AMOFER JERAMI UNTUK PAKAN TERNAK

Dosen Pengampu : Ir. Andang Andiani S. M.Si
   





Disusun Oleh:

Chalida Wahyu Lestari
NIRM : 062417811
Semester II A
           





KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP)
MAGELANG
2018



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya. Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan pemberian pakan. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup.
Hijauan Makanan Ternak merupakan bahan pakan utama bagi kehidupan ternak serta merupakan dasar dalam usaha pengembangan peternakan terutama untuk ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba. Untuk meningkatkan produktivitas ternak, salah satu factor penting yang harus diperhatikan adalah penyediaan pakan hijauan sepanjang tahun baik kualitas dan kuantitas yang cukup agar pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan ternak untuk mempertahankan kelestarian hidup dan keutuhan alat tubuh ternak (kebutuhan hidup pokok) dan tujuan produksi (kebutuhan produksi) dapat berkesinambungan.
Kendala utama di dalam penyediaan hijauan makanan ternak yakni produksinya yang tidak tetap sepanjang tahun. Pada saat musim penghujan, produksi hijauan makanan ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat musim kemarau tingkat produksinya akan rendah, atau bahkan dapat berkurang sama sekali. Oleh karena itu dalam mensiasati ketersediaan hijauan makanan ternak yang tidak tetap sepanjang tahun, perlu dilakukan pengolahan atau pengawetan hijauan agar supaya hijauan pakan selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan ternak tersebut, ataupun dapat dengan memanfaatkan limbah pertanian untuk dapat membuat pakan ternak.
Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang mempunyai potensi yang cukup besar sebagai sumber pakan bagi ternak ruminansia. Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan baru mencapai 31-39%, selainnya adalah untuk dibakar atau dikembalikan ketanah 36-62 %, serta untuk industri/lainnya 716 %.   Pemanfaatan limbah ini biasanya pada saat musim kering dimana persediaan hijauan telah berkurang baik kualitas maupun kuantitasnya. Sebagai pakan ternak jerami memiliki kualitas yang rendah.  Faktor pembatas jerami sebagai pakan ternak adalah kadar protein kasar yang rendah, kadar serat kasar yang tinggi, lignin dan silika tinggi, mineral rendah, kecernaannya rendah serta palatabilitasnya rendah.
Agar jerami padi dapat digunakan sebagai pakan ternak perlu ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memperbaiki nilai nutrisi dan kecernaan.Untuk itu diperlukan suatu teknologi untuk peningkatan kualitas jerami padi sebagai pakan ternak. Teknologi yang diperlukan haruslah Mudah dan praktis serta ekonomis Untuk meningkatkan kualitas jerami sebagai pakan ternak maka perlu dilakukan pengolahan jerami. Macam-macam pengolahan jerami untuk meningkatkan kualitasnya dengan antara lain adalah cara fermentasi disebut dengan strawmix dengan burger, cara gabungan amoniasi dan fermentasi atau sering disebut dengan amofer.  Pengolahan padi dengan cara fermentasi adalah pengolahan yang dilakukan secara biologi dengan penambahan mikroba yang bekerja secara an aerob.
B.     Tujuan
1.      Mengetahui cara pembuatan Amofer Jerami padi
2.      Mengetahui proses pembuatan Amofer Jerami padi
3.      Mengetahui manfaat Amofer Jerami Padi

C.     Manfaat
1.      Mampu mengolah jerami Amofer untuk pakan ternak
2.      Mampu membuat jerami Amofer dengan baik





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    AMONIASI JERAMI
Amoniasi adalah salah satu perlakuan penambahan bahan kimia pada pakan yang berserat tinggi, yaitu amonia atau urea (Wahid, 2010). Dijelaskan lebih lanjut bahwa bahan kimia seperti urea lebih disukai karena banyak tersedia sampai di pedesaan. Penggunaan urea dengan takaran tepat, cukup air, temperatur sesuai dan masa inkubasi yang cukup akan meningkatkan daya cerna jerami padi di dalam pencernaan sapi sampai10% atau lebih.
Amoniasi merupakan proses pengolahan jerami yang praktis untuk menghancurkan ikatan lignin, selulosa dan silika yang menjadi penghambat daya cerna jerami (Maspary, 2010). Dijelaskan lebih lanjut bahwa dengan amoniasi juga akan meningkatkan kandungan protein dan karbohidrat pada jerami padi. Selain itu juga akan membebaskan jerami dari kontaminasi mikroorganisme. Menurut Wahid (2010) pemberian jerami yang sudah diamoniasi dengan urea 6% pada sapi dapat meningkatkan konsumsi, daya cerna, berat badan dibandingkan dengan pemberian jerami tanpa amoniasi. Menurut (Jajo, 2009) amoniasi mampu meningkatkan nilai nutrisi pakan kasar melalui peningkatan daya cerna, konsumsi, kandungan protein kasar pakan dan memungkinkan penyimpanan bahan pakan berkadar air tinggi dengan menghambat pertumbuhan jamur.

B.     FERMENTASI
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.

C.     MANFAAT AMOFER JERAMI PADI
Amoniasi dapat meningkatkan kualitas gizi jerami agar dapat bermanfaat bagi ternak. Proses ini dapat menambah kadar protein kasar dalam jerami. Kadar protein kasar diperoleh dari amonia yang terdapat dalam urea (http://www.livestockreview.com, 2012). Dijelaskan lebih lanjut bahwa amonia berperan memuaikan serat selulosa.  Pemuaian selulosa akan memudahkan penetrasi enzim selulase dan peresapan nitrogen, sehingga meningkatkan kandungan protein kasar jerami.
Jerami yang telah diamoniasi memiliki nilai energi yang lebih besar dibandingkan jerami yang tidak diamoniasi (http://www.livestockreview.com, 2012).  Sebab kandungan senyawa karbohidrat yang sederhana menjadi lebih besar. Amoniasi juga sangat efektif untuk membebaskan jerami dari kontaminasi mikroorganisme dan menghilangkan aflatoksin yang ada di dalamnya.
            Dengan adanya penerapan teknologi Amoniasi dan Fermentasi (Amofer) maka jerami padi akan meningkat kualitasnya. Hal ini menyebabkan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi bisa meningkat dari sebelumnya, sehingga keuntungan peternak meningkat(Hartono, 2010).



BAB III
MATERI DAN METODE
A.    WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum ini berlangsung pada,
Hari/Tanggal   : Kamis, 18 April 2018
Pukul               : 10.00 WIB - sampai selesai
Tempat            : Kandang Ternak Besar STPP Magelang.
B.     ALAT DAN BAHAN
a. Alat :
- Ember
- Selang air
- Terpal
b.      Bahan :
- Jerami padi 1 ton atau 1000 kg
- Starbio  6 kg
- Urea (amonia) 6 kg
C.     METODE
Langkah kerja :
a.       Campur terlebih dahulu starbio dan urea dalam sebuah wadah hingga rata.
b.      Angkut jerami kering ke tempat pembuatan, ratakan jerami hingga menutupi wadah pembuatan.
c.       Tebal jerami ± 20cm, lalu injak-injak agar jerami memadat.
d.      Jerami Kering yang sudah padat di beri air bersih dengan tingkat kebasahan 60% (dengan ciri-ciri jerami basah di gengam bisa mekar kembali) hingga merata ke seluruh permukaan jerami.
e.       Taburi starbio dan urea yang sudah di campur sejak awal sedikit demi sedikit.
f.       Ulangi langkah dari awal hingga wadah pembuatan terisi penuh.
g.      Jerami yang sudah memenuhi wadah pembuatan segera ditutup menggunakan plastik dan diberi beban diatasnya agar tidak ada udara yag masuk.
h.      Fermentasi selama 3 minggu dan siap di berikan ke ternak setelah di angin-anginkan selama 15 menit.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    HASIL
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, hasil pengamatan Amoniasi Fermentasi  Jerami padi disajikan pada tabel berikut :
Indikator
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Tekstur
Kering
Agak remah
Remah
Warna
Kuning kecoklatan
Kuning kecoklatan
Kuning kecoklatan
Bau
Asam
Amonia
Amonia
Jamur
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Penggumpalan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
pH




B.     PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, hasil pengamatan Amoniasi Fermentasi Jerami padi sebagai berikut:
1.      Tekstur
            Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dalam pembuatan fermentasi sekam diketahui perubahan tekstur dari minggu ke 0, sampai dengan minggu ke III mengalami perubahan warna dari agak remah menjadi remah. Hal ini menunjukkan bahwa hasil fermentasi pakan yang baik. Perubahan tekstur menjadi remah dikarenakan didalam pakan terjadi proses fermentasi yang merombak sekam yang bertekstur keras secara fisik menjadi lebih lunak sehingga mempermudah daya cerna ternak. Teksturnya remah karena urea dalam proses amoniasi berfungsi untuk melepaskan ikatan-ikatan lignin, selulosa, dan silikayang merupakan faktor penyebab rendahnya daya cerna sekam bagi ternak karena kandungan serat kasarnya yang tinggi. Hal ini karena dalam proses amoniasi akan mengubah tekstur bahan pakan yang semula keras berubah menjadi lunak dan rapuh. Tujuan dari proses amoniasi selain meningkatakan kualitas pakan juga bertujuan untuk meningkatkan daya cerna ternak.
2.  Warna
            Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dalam pembuatan fermentasi sekam diketahui perubahan warna dari minggu ke 0 sampai dengan minggu ke III sampel tidak mengalami perubahan warna yaitu tetap kuning kecoklatan. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas fermentasi dan amoniasi pakan baik. Perubahan warna pada pakan yang difermentasi diakibatkan karena lama penyimpanannya, semakin lama penyimpanan warna akan berubah. Perubahan warna tersebut karena pembuatan amoniasi dalam keadaan anaerob menghasilkan CO2 dan panas. Panas tersebut menyebabkan perubahan warna pada pakan. Selain itu warna pada pakan yang difermentasi dan diamoniasi dipengaruhi oleh oksigen dalam plastik yang disebabkan karena proses pemadatan yang kurang sempurna. Bila terdapat oksigen dalam pakan yang difermentasi maka jamur akan tumbuh dan menyebabkan perubahan warna menjadi coklat sampai hitam
3.   Bau
            Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dalam pembuatan amofer sekam diketahui pada minggu ke 0 berbau asam, minggu ke I berbau asam, minggu ke II berbau amonia dan minggu ke III berbau amonia. Bau amonia pada proses fermentasi yang diakukan dapat disebabkan karena penambahan urea dalam pakan yang difermentasi. Urea dalam pakan akan mengalami prosesureolisis yaitu proses penguraian urea menjadi amonia, sehingga menyebabkan aroma bau pada pakan. Suasana basa mengakibatkan terjadi proses ureolisis yaitu proses penguraian urea menjadi amonia oleh enzim urease, sehingga menghasilkan bau amonia yang menyengat.
4.   Jamur
            Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa tidak terdapat pertumbuhan jamur dari pengamatan minggu ke 0 sampai dengan minggu ke III. Hasil ini termasuk amoniasi fermentasi baik karena tidak terdapat jamurHal inidipengaruhi karena penyimpanan bahan pakan yang difermentasi dalam keadaan anaerob, sehingga jamur tidak bisa tumbuh karena oksigen dalam proses amoniasi dan fermentasi digunakan untuk jamur tumbuh. Menurut Kunaepah (2008), ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu antara lain substrat, suhu, pH, oksigen, dan mikroba yang digunakan.
5.   Penggumpalan
Berdasarkan hasil praktikum pembuatan fermentasi pada sekam diperoleh hasil yaitu minggu ke 0 sampai minngu ke III tidak terdapat penggumpalan. Hasil amoniasi fermentasi ini baik karena tidak terdapat penggumpalan. Hal ini disebabkan karena dalam pakan yang di amoniasi fermentasi tidak terdapat oksigen yang digunakan jamur untuk tumbuh. Tidak andanya jamur yang tumbuh dalam pakan menyebabkan penggumpalan tidak terjadi.


BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pakan merupakan sumber energi terpenting bagi makhluk untuk kelangsungan hidup dan mempertahankan hidup. Pakan alternatif merupakan pakan buatan sendiri dari bahan lokal yang dicampur untuk mendapatkan pakan yang bernutrisi. Pakan alternatif sangat bermanfaat jika terjadi paceklik pakan karena sebagai cadangan hijauan pakan ternak ketika rumput susah didapat.
Pembuatan amofer sebagai pakan ternak sapi sangat baik karena dapat memanfaatkan limbah pertanian. Amofer jerami padi akan berhasil dengan baik jika proses pembuatannya mengikuti prosedur yang benar. Dan Hasil dari Amofer jerami padi disukai oleh ternak sapi (palatabilitas tinggi) dan memiliki kandungan nutrisi yang baik bagi kebuhan ternak.
B.     SARAN
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan pakan ternak diantaranya adalah Kadar air yang digunakan harus tepat dan sesuai, sehingga amofer yang dihasilkan tidak berbau menyengat dan warna jerami terlihat segar. Saat penyimpanan ke dalam silo plastik hendaknya benar- benar dalam kondisi yang padat sehingga tidak ada udara  terperangkap di dalamnya yang dapat menimbulkan tumbuhnya jamur karena dalam proses fermentasi perlu suasana an aerob sehingga apabila aerob dapat menumbuhkan jamur. Dan untuk memperoleh hasil yang baik maka hendaknya mengikuti prosedur secara benar.





DAFTAR PUSTAKA
Yuniarifah. 2015. Laporan TPP. http://yuniarifah1.blogspot.com/2015/10/laporan-tpp.html. Diakses pada 19 Juni 2018
Gustiani, E. I. Nurhati, dan Y. Haryati. 2007. Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ternak Dalam Sistem Usahatani Tanaman Ternak. Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman – Ternak.
Mahedra, Arbi. 2017. Contoh Laporan Praktikum Pembuatan Pakan. http://arbimahendra.blogspot.co.id/2017/01/contoh-laporan-pratikum-pembuatan-pakan.html. Diakses pada 28 Mei 2018.




LAMPIRAN
Gambar 1. Jerami dimasukan ke dalam Silo

Gambar 1. Jerami diinjak-ijak serta di taburi starbio dan urea. Kemudian diberi air untuk membasahi jerami.






Semoga Bermanfaat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN UREA MOLASES BLOCK UNTUK SUPLEMEN PAKAN TERNAK

Cara Berternak Hamster